Selasa, 22 Oktober 2013

Jumat, 08 Juli 2011

Pagi itu aku dikejutkan oleh smsmu
tapi karena banyak urusan yang kuurus pagi itu
aku tak terlalu banyak menganalisa
dan smsmu aku jawab seadanya
seharian ditengah kesibukanku di kampus
sempat terfikir isi smsmu
tapi aku masih biasa-biasa saja
sore itu kesibukanku berakhir
kira-kira ketika terik matahari akan meninggalkan bumi
kubaca kembali sms yang kaukirim sahabat
dan mulailah aku menganalisa
ternyata jawaban sms dariku tadi pagi
benar-benar aku jawab seadanya
sampai ada balasan smsmu yang salah kujawab
memang, tadi pagi fikiranku tak fokus pada smsmu
fikiranku disibukkan oleh kesibukanku akhir2 ini
setelah kubaca kembali isi smsmu
banyak analisa yang kukembangkan
banyak pertanyaan yang mengawang
timbulah rasa ingin tahuku yang begitu besar
ada apa denganmu
atau ada apa dengan hidupmu
sembari aku masih sibuk menganalisa dan berfikir
masuk sms baru darimu
menanyakan hal yang kujanjikan tadi pagi padamu
yang kulakukan tentunya,
menjelaskan padamu bahwa aku salah kira
dan kau pun tak ambil pusing
kemudian aku jawab smsmu dengan sedikit penjelasan
dan kau bertanya kembali
meminta penjelasan panjang dariku
dan aku merasa tak cukup semuanya dijelaskan dengan sms
maka aku memintamu untuk menelfonku
kau menanyakan apakah aku mempunyai nomor provider seperti yang kau pakai
dan kau tahu bahwa aku memang tak punya selain yang setia kupakai
akhirnya kau menelfonku ke nomor temanku
maka sore itu mulai lah perbincangan kita
basa basi mengawalinya
suaramu kelu sekali
tak seperti biasa
mungkin jika ada angin berhembus
suaramu kan hilang karena derunya
ada apa denganmu wahai sahabat
aku pun tak mampu bersuara seperti biasa
kulembutkan suaraku berbicara denganmu sore itu
akhirnya kau minta aku menjelaskan penjelasan yang belum sempat kujelaskan tadi
dari ujung sana, beberapa kali kumendengar kau mendesah
seperti ada sesuatu yang tertahan
sesuatu yang menghimpit dada
sesuatu yang mengiris hati
beberapa menit mungkin berlalu
suaramu masih kelu sahabat
aku merasa iba dan tak tahu harus bagaimana
sebisa mungkin kuatur nada bicara dan pilihan kata
yang kurasa tidak akan menyinggung perasaanmu
diawal pembicaraan kau mengatakan
ini adalah masalah temanmu
tapi lama-lama kau menanyakan padaku
"apa yang akan kaulakukan jika ini adalah aku, jika itu terjadi kepadaku?"
tahukah kau sahabat
hatiku patah
patah berkeping-keping
suaraku tertatih-tatih ke dalam
air mata ini tertahan
tertahan karena rasa tidak percaya
aku tak percaya, tak mungkin itu terjadi padamu
aku terdiam,
kukuatkan hati menanyakan kembali kepadamu
'apakah seseorang yang kauceritakan itu adalah dirimu sendiri?'
kau menjawab lama
kita terdiam
suasana pun hening
dari kejauhan kita tak saling melihat
tapi mungkin kita merasakan perasaan masing-masing
kau menanyakan kepadaku
masih maukah aku menjadi sahabatmu
sahabat,
sampai kapanpun kau adalah sahabatku
sebagaimana takdirmu dengan keadaanmu seperti itu
begitu jugalah takdir persahabatan kita
sekarang izinkan aku menasehatimu
dan kumohon dengarkanlah aku
mungkin sekali ini aku meminta padamu seperti ini
lepaskanlah semuanya
kembalilah kepadaNya

Senin, 21 Oktober 2013

Larut ; dalam ; diam

Larut-larut kau bermunajat
Mohonkan pinta pada Allah
Seribu keyakinanmu
Akan garisan hidup
Suka, duka, ada, tiada
Kau eja asamu
Ingin buih di laut sempat kausentuh
Berharap tanganmu menggapai awan
Dalam-dalam kau berdoa
Isakan tanpa air mata
Adalah dirimu
Semuanya mengisi ruang takdir
Dan apa adanya
Tak pernah lepas kau sebut namaNya
Diam-diam kau usahakan yang terbaik untuknya
Bukankah itu karena sayang
Ya, untuknya, wanitamu


Rabu, 16 Oktober 2013

Romansa seorang Sapardi Djoko Damono

Kaulukis hati dalam deretan kata
Kau titip pada mentari
Kau titip pada rembulan
Kau titip pada siang dan malam
Kau titip pada waktu
Agar ceritamu sampai pada anak cucu
Dan hari ini aku menikmatinya
dalam tulisan-tulisan indahmu

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"
-Sapardi Djoko Damono, Aku Ingin

 "Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu"
-Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni

''Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
MencintaiMu harus menjadi aku"
-Sapardi Djoko Damono, Sajak Kecil tentang Cinta

Selasa, 01 Oktober 2013

Enam

Pernah suatu kali
kudengar alunan lagu dari seberang
alun mengalun menjadi satu
satu nyanyian yang baru kudengar
tapi
serasa masuk ke dalam hati
lagu ini berkisah tentang rasa
rasa dalam pekat
bukan,
bukan kelabu
bukan tak ada arti
ah,, lagu ini semakin dalam
ini kisah tentang sebuah perjalanan
perjalanan hati mungkin
ketika diri mencari siapa diri sesungguhnya
sesuatu yang sering disebut jati diri
ya,, jati diri
sesuatu yang orang lain cam kan tentang dirimu