Selasa, 22 Februari 2011

Perasaan Seorang Sahabat

Persahabatan itu dibangun oleh kepercayaan dan pengertian. Tapi, ketika kepercayaan dikhianati, tdk mudah mengembalikannya seperti semula. Dan ketika pengertian dipermainkan, maka saat itulah perlahan2 rasa sayang persahabatan itu hilang, kemudian habis.

Kadang, kita tidak menyadari begitu banyak yang menyanyangi dan memperhatikan. Mereka rela melakukan sesuatu demi kita, berkorban demi kita. Tapi sayang, suatu hari mereka pergi meninggalkan kita tiba-tiba, saatnya kita instropeksi diri. Bukan karena mereka mengharap balas, apalagi hal serupa. Tapi mereka dapat merasakan bagaimana ketika sayang dan perhatian mereka tak berarti dan membantu kita. Tanya kenapa?? karena kita tidak bisa menjaga itu, tidak bisa menjaga sayang dan perhatian mereka, tidak bisa menghargai dan sedikit mengapresiasi sesuatu yang mereka lakukan hanya untuk kita, hanya untuk kita, bukan pada yang lain.

Mereka mengakui diri kita adalah sahabatnya, tapi apakah kita tlah melakukan hal yang sama dengannya. Jangan sampai pengakuannya bertepuk sebelah tangan. Tentu itu akan sangat mengecewakannya, menyakitkan baginya, membuatnya sedih. Jagalah sahabat itu teman, jagalah seperti kamu menjaga sesuatu yang kamu  sukai. Jagalah seperti kamu menjaga iman di hatimu. Sahabat itu adalah anugrah. Allah mengirimkannya adalah untuk menemani kita ketika butuh yang menemani, dan kita sadari itu, manusia slalu butuh ditemani, dan tak ada manusia yang bisa hidup sendiri, mereka slalu butuh orang lain. Dan akan sangat bahagia skali ditemani orang yang memang melakukannya sepenuh hati, siapa lagi itu, kalau bukan sahabat, karna orang lain tak kan melakukannya layaknya sahabat.

Tulisan ini kutulis sebagai apresiasi dari perasaan seorang teman, hatinya dikecewakan oleh sahabatnya sendiri, sampai dia memilih untuk tidak peduli.

Dan aku dapat merasakan, betapa dia perang dengan perasaannya. Memilih tidak peduli, tapi hatinya gamang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar