Larut-larut kau bermunajat
Mohonkan pinta pada Allah
Seribu keyakinanmu
Akan garisan hidup
Suka, duka, ada, tiada
Kau eja asamu
Ingin buih di laut sempat kausentuh
Berharap tanganmu menggapai awan
Dalam-dalam kau berdoa
Isakan tanpa air mata
Adalah dirimu
Semuanya mengisi ruang takdir
Dan apa adanya
Tak pernah lepas kau sebut namaNya
Diam-diam kau usahakan yang terbaik untuknya
Bukankah itu karena sayang
Ya, untuknya, wanitamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar