Jumat, 18 Januari 2013

Nikmat Memahami

Diawali dengan niat baik dan sedikit rasa lelah melalui hari-hari yang selalu dibayang-bayang menumpuknya dosa. Hari ini aku hanya ingin berbagi sedikit cerita padamu.

Ada satu hal yang membuatku ingin menulis tentang ini, yaitu nikmat memahami. Memahami, ya memahami. Suatu kata yang berasal dari kata dasar paham, klo berdasarkan KBBI, paham itu adalah pengertian, pendapat, haluan, pandangan, pandai, dan mengerti benar tentang sesuatu hal.

Suatu hari aku mendengar obrolan pendek dua orang ketika aku menunggu bis. Pembahasan mereka tentang masalah sedekah, baik mana sedekah pada pengemis atau tidak sedekah sama sekali. Orang pertama berpendapat "kalau kita ngasih nanti mereka nggak mau kerja, malas terus, bakal minta-minta terus". Sementara yang satu lagi berpendapat "kayaknya nggak masalah deh kita ngasih mereka, niat kita kan mau ibadah, mau berbagi". Kurang lebih begitulah obrolan mereka.

Aku sebagai orang yang tidak terlibat dalam obrolan itu, tapi ikut mendengarkan cukup membuatku berfikir tentang pendapat kedua orang tersebut. Pendapat siapa yang salah?. Pendapat siapa yang benar?. Menurutku tak ada yang salah dari keduanya. Keduanya mengemukakan pendapat sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Dengan pandangan mereka masing-masing. Mereka berpendapat demikian dengan alasan mereka masing-masing.

Dari pengalamanku hari itu, aku menyimpulkan betapa harus bersyukurnya kita diberi nikmat untuk memahami suatu ilmu. Dan seperti yang kita tau beda pemahaman, beda sudut pandang, tentunya karena beda ilmu yang kita miliki.

Seperti diriku, aku memahami fisika karena aku belajar tentang itu. Mana aku tahu tentang bisnis, karena aku belum pernah mempelajarinya. Dan aku belajar fisika pun belum tentu sepenuhnya kupahami semua ilmunya. Kadang aku begitu cepat memahami, kadang butuh waktu yang lama. Dan satu hal lagi, mungkin saja ilmu fisika yang diajarkan padaku dan temanku, dengan tema yang sama, tapi hasil pemahaman kita berbeda. Nah, bukankah patut kita bersyukur pada nikmat 'memahami' ini. Semoga Allah mengarahkan kita pada pemahaman yang benar dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama, ilmu pengetahuan, maupun ilmu 'hidup', ya agar nggak salah 'memahami'.

"Untuk memahami sesuatu butuh ilmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar